Doa Yang Diajarkan Rassulullah SAW

Dia larut dalam samudera ayat Ilahi. Pada setiap ayat-ayat azab, tubuhnya bergetar.



Air matanya mengalir. Neraka bagaikan menyala-nyala dihadapannya. Dan pada ayat-ayat nikmat dan surga, embun sejuk dari langit Terasa bagai menyelimuti sekujur tubuhnya. Ia merasakan kesejukan dan kebahagiaan
 Ia bagai mencium aroma wewangian yang suci dari surga.

"fa alhamaha fajuuruha wa taqwaaha, qad aflaha man zakkaha, wa qad khaaba man dassaaha....."

(Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya, beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya....)

Illahi, kasihanilah hambaMu yang lemah ini. Engkau Maha Tahu atas apa yang menimpa diriku. Aku tidak ingin kehilangan cintamu. Ya Illahi, berilah kepadaku kesejukan untuk meletakkan embun-embun cinta yang mekar di dalam hatiku. Tuntunlah langkahku pada garis takdir yang paling Engkau Ridhai. Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin......

Dengan penuh khusyu' hati menghadap Allah. Kedua tangannya menengadah ke langit. Dari kedua bibirnya bergetar sebuah Doa yang diajarkan dan diucapkan oleh Baginda Rassulullah SAW.

"Allaahumma inna nas aluka ridhaaka wal jannah, wa na'udzubika min sakhatika wannaar........amiin"
( Ya Allah, Kami memohon ridhomu dan surga, dan kami berlindung kepadaMu dari murkaMu dan dari neraka, amin.)

"Ya Allah, tetapkanlah hati kami teguh pada agamamu, karuniakanlah pada kami kesucian niat yang akan membawa kami pada kebajikan-kebajikan dan amal yang engkau ridhoi,    Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keteguhan dan keistiqomahan berada dalam jalanmu, karuniakan kami husnulhotimah ya Allah, amin ya robbal alamin"

"Inni akhaafu in 'ashaitu Rabbi adzaaba yaumin 'adheem".........sesungguhnya aku takut akan siksa hari yang besar Jika aku durhaka pada rabbku (QS Az-Zumar: 13)

Berkali-kali ayat itu diulang tiada henti. Hatinya bergetar, tubuhnya bergoncang dan titisan mutiara itu berukuran sepenuh pengharapan. Ya Allah berikanlah aku mata yang bisa menipiskan embun pelepas dahaga di Padang Makhsyar, berikanlah aku mata yang bisa menitiskan pemadam lautan api neraka.

Sampakian Pesanku Walau Satu Ayat
Dibalik Sebuah Ujian
Al-Qur'an Sepanjang Zaman

Baca juga artikel-artikel selanjutnya di:

hidupsatuayat.blogspot.com


Comments