Memilih Pasangan Hidup Menurut Rasulullah SAW

   Karena Hartanya, karena Keturunannya, karena Kecantikannya, dan karena Agamanya.



   Menurut kalian teman-teman, manakah yang paling penting dari empat kriteria di atas? Akankah kalian memilih satu dari empat kriteria tersebut? Ataukah kalian lebih mementingkan dua hal dari empat kriteria diatas, ataukah kalian justru mementingkan semua kriteria tersebut?

   Karena sesungguhnya dalam mengarungi hidup ini, banyak hal yang harus kita pertimbangkan ketika kita hendak memilih pasangan hidup kita. Karena pastinya setiap hal memiliki perannya masing-masing dalam mewujudkan kebutuhan didalam pernikahan. Sebelum memutuskan kriteria mana yang akan kalian terapkan dalam memilih pasangan hidup, ada baiknya teman-teman memahami Hadist berikut ini.

   Rasulullah Saw bersabda:
   "Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang punya agama, maka kamu akan beruntun" (HR. Muslim no.1466)

   Kalau menurut saya, mungkin Nabi Muhammad SAW tidak menolak salah satu dari tiga hal yang pertama. Karena tiga hal pertama itu tentunya memiliki peranan masing-masing dalam memberikan kepuasan lahir, maupun batin kepada tiap-tiap pasangan suami istri di kemudian hari. Akan tetapi ketiga hal tersebut tidak diutamakan, dan tidak juga diakhirkan. Namun yang kita takutkan, ketiga hal trsebut justru akan menjadi peghambat bagi aspek yang mendasar dalam membina rumah tangga ini di kemudian hari. Karena seringkali perbedaan yang mencolok dalam hal penampilan tubuh, harta benda, maupun kedudukan antara suami dan istri, mendorong pihak yang merasa lebih beruntung dalam hal-hal tersebut untuk menindas yang lain. Dan yang kita takutkan, hubungan antara suami istri memburuk, dan terjadilah perpecahan maupun permusuhuan diantara mereka nantinya.

   Sesungguhnya unsur utama yang harus kita miliki dalam mencari pasangan hidup, yang nantinya akan menjadi pasangan suami istri, ialah unsur Agama dan Istiqomah dalam menjalankan hukum-hukum Allah SWT yang abadi dan Sunnah Rasulullah SAW.


   Istiqomah inilah yang nantinya akan menjamin terwujudnya kebahagiaan bagi mereka. Karena Istiqomah itu pula yang akan mewarnai setiap kejadian, setiap tindakan dan ucapan yang nantinya akan dilalui dengan warna kebenaran. Dan sudah pasti, kebenaran itulah yang dibutuhkan setiap Mukmin yanh memiliki Iman.

   Seperti yang kita tahu, kekayaan, kecantikan, kedudukan, harta benda dan segala apapun itu, nantinya akan berganti dan berubah. Betapa banyak wanita yang cantik, maupun pria yang tampan akan berubah menjadi jelek, bialamana ia tidak memiliki perangai yang baik. Dan begitu banyak orang miskin yan menggantikan kedudukan orang-orang kaya. Dan juga sudah begitu banyak orang jelata yang kini menempati kedudukan dan tempat orang-orang terhormat. Yang tidaka akan berubah pada diri manusia ialah justru perangai yang buruk dan juga perilaku yang menyebalkan dari setiap manusia itu sendiri.

   Sedangkan Iman dan Keshalihan justru akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Ahlak yang mulia dan memyenangkan dapat menyejukkan hati setiap pasangan suami istri, dengan ketenangan batin dan kesempatan untuk menikmati hak-hak yang ditunaikan oleh salah satu pihak yang menunaikannya dengan senang hati sambil mengharapkan Ridho dari Allah SWT.

   Hal tersebut pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau memerintahkan kepada orang tua maupun wali untuk memilih menantu yang beragama (shalih) dan ber'ahlaq mulia.

   Rasulullah SAW bersabda:
   "Jika kamu didatangi oleh orang (laki-laki) yang kamu ridhai agama dan ahlaknya, maka nikahkanlah dia (dengan puterimu), karena jika tidak, niscaya akan ada fitnah (malapetaka) di muka bumi dan kerusakan yang besar" (Al-Iraqi -dalam takhrij kitab Ihya' Ulumiddin- mengatakan: "Ath-Thirmidzi meriwayatkannya dati Abu Hurairah ra. Diriwayatkan dari Al-Bukhari bahwasannya dia tidak menganggap hadits ini sebagai Hadits mahfuzh (terpelihara). Tetapi menurut Abu Daud, hal itu keliru. Ath-Thirmidzi juga meriwayatkannya dari Abu Hatim Al-Muzani dan menilainya Hasan. Sementara Abu Daud meriwayatkannya dalam Al-Marasil'. Ibnu Qaththan menilainya cacat dengan menganggap para perawinya dha'if (lemah). Menurut Al-Albani, ini adalah Hadist Hasan. Lihat: Ghayatul Maram, Hadist no. 219)

   Semoga artikel-artikel saya bermanfaat untuk menemani perjalanan kaliam dalam mengarungi hidup ini.
hidupsatuayat.blogspot.com

Comments

Dikares said…

Thanks infonya. Oiya ngomongin pasangan hidup, ada beberapa hal juga loh yang perlu temen-temen pahami. Pastikan pasangan kamu adalah orang yang punya prinsip keuangan agar kehidupan finansial kamu juga ikut membaik. Selengkapnya bisa cek di sini: Prinsip keuangan pasangan