Wafatnya Abu Bakar Ash Shiddiq

   Tentang Khalifah pertama setelah Meninggalnya Rasulullah SAW, tidak lain ialah Abu Bakar As Siddiq. Berikut saya ingin menceritakan tentang kisah Meninggalnya Abu Bakar As Siddiq.



   Ketika Abu Bakar As Siddiq mendekati ajalnya, Aisyah ra (putrinya) itu membuat perumpamaan dengan syair berikut ini:

   "Demi umurku, tidaklah kekayaan itu mengalahkan seorang pemuda ketika nyawa akan Pada suatu hari dan sempit dada karenanya"

   Lalu Abu Bakar ra membuka matanya dan berkata, "Tidaklah demikian, tetapi Katakanlah, 'Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu lari dari padanya"'

   Kemudian Abu Bakar meneruskan, "Lihatlah pada dua pakaianku ini, maka cucilah keduanya dan kafani lah aku pada keduanya. Sesungguhnya orang hidup itu lebih memerlukan pada yang baru dari pada orang yang mati"

   Melihat keadaan Abu Bakar yang semakin kritis, sebagai anaknua, Aisyah merasa begitu khawatir akan keadaan beliau. . . .Aisyah bertanya, "apakah kami panggilkan dokter untukmu?"

   Abu Bakar menjawab, "Dokter ku telah mengetahui keadaan ku, dia berfirman, 'Sesungguhnya aku berbuat menurut apa yang aku kehendaki'"

   Tidak lama kemudian, para sahabat mulai berdatangan. . .yang pertama yakni Salman Al Farizi ra, yang menjenguk Abu Bakar, "wahai Abu Bakar, Berilah kami pesan yang baik"

   Mendengar penjelasan dari Salman Al Farizi, Abu Bakar berpesan, "Sesungguhnya Allah membuka dunia bagimu, maka janganlah kamu mengambilnya selain yang ada padamu. Ketahuilah, barangsiapa mengerjakan Shalat Shubuh, maka ia dalam tanggungannya, niscaya Allah melindungimu dari neraka"

   Semakin lama, keadaan Abu Bakar semakin melemah, keringat dingin keluar dari tubuhnya. . . .Ketika keadaan Abu Bakar semakin kritis, maka orang-orang yang menghendaki agar dia menentukan pengganti dirinya sebagai Khalifah. Abu Bakar kemudian menunjuk Umar sebagai pengganti.

   Tidak begitu saja para sahabat menerima apa yang di katakan oleh Abu Bakar. Para sahabat berkomentar "Engkau memilih penggantimu dari orang yang kasar dan keras kepala, lalu bagaimana engkau mempertanggung jawabkan kepada Tuhanmu?"

   Mendengar komentar para sahabat, Abu Bakar pun menjawab, "aku akan berkata kepada Tuhanku, Wahai Allah, aku menetapkan pengganti dari makhluk-mu, sebaik-baik makhluk mu"

   Abu Bakar lalu menyuruh seseorang memanggil Umar ra. Tak lama kemudian, Umar pun datang menemui Abu Bakar. . . . .Abu Bakar lalu berpesan kepadanya,
"Sesungguhnya aku berpesan kepadamu wahai Umar, ktahuilah bahwa Allah memiliki hak pada siang hari yang tidak diterima olehnya pada malam hari. Bahwa Allah mempunyai hak di malam hari dan tidak diterima olehnya pada siang hari. Dia tidak menerima perbuatan sunnah sebelum amalan yang fardhu ditunaikan, sesungguhnya berat lah timbangan di hari kiamat bagi orang-orang yang mengikuti kebenaran di dunia. Sesungguhnya Allah menyebut penghuni surga dengan sebaik-baik amal mereka, dan memaafkan keburukan mereka. Dan sungguh Allah menyebut penghuni neraka dengan sejelek-jelek perbuatan mereka, dan menolak amal kebaikan yang mereka lakukan. Orang akan berkata, aku lebih utama dari mereka. Sesungguhnya Allah menyebutkan tanda-tanda rahmat dan tanda-tanda Azab agar orang mukmin itu senang terhadap harapan menuju surga, tetapi takut terhadap ancaman ke neraka"

   Tidak berhenti sampai disitu, Abu Bakar melanjutkan wasiatnya, "Maka kalau kamu memelihara wasiat ku ini, tidaklah ada permasalahan tersembunyi yang kamu sukai daripada kematian. Dan kematian itu pasti terjadi pula pada dirimu. Kalau kamu menyia-nyiakan wasiat ku ini, maka sesuatu yang tersembunyi itu lebih kau benci daripada kematian."

   Said bin al-musayyad berkata, ketika Abu Bakar hampir wafat, maka ia didatangi oleh banyak sahabat. mereka berkata, "Wahai khalifah Berilah kami bekal, sesungguhnya kami melihatmu karena apa yang ada pada dirimu (akhlakmu)"

   Abu Bakar berkata, "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat-kalimat Allah, kemudian ia mati, maka ruhnya berada di ufuk yang nyata"

   Mendengar penjelasan dari Abu Bakar, para sahabat mengajukan pertanyaan, "apakah ufuk yang nyata itu"

   Abu Bakar menjawab, "Tanah rata dan halus di hadapan arsy, yang padanya ada taman-taman Allah, sungai-sungai dan pepohonan yang diselimuti 100 Rahmat setiap harinya"

   Dan tidak lama kemudian, terdengar ucapan lafdz "Lailahailallah" . . . .suasana menjadi hening, tidak ada seorang sahabatpun yang mampu mengucapkan kata-kata. Nafas telah terhenti, detak jantung tidak berdenyut lagi, sang Khalifah telah pergi meninggalkan dunia ini. . . .

   Semoga artikel-artikel saya bermanfaat ya teman-teman. . . .

hidupsatuayat.blogspot.com

Comments