Kisah Imam Mahdi bagian 3

Rasulullah SAW menjelaskan dengan sabdaNya sebagaimana yang diriwayatkan oleh salah.seorang sahabat Nabi, Abu Hurairah ra. Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: 'Akan datang suatu zaman yang mana seseorang akan mengajak saudara sepupu dan kaum kerabatnya, "Marilah kita menikmati kesenangan hidup!" Padajal sekiranya mereka mengetahui, sungguh kota Madinah itu lebih baik bagi mereka dari kemewahan hidup.




Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, tidak ada seorangpun yang keluar dari kota Madinah disebabkan oleh kebencian kepadanya (di Madinah tidak menemukan kemewahan hidup), kecuali Allah pasti akan menggantinya dengan orang yang lebih darinya yang akan menetap di Madinah.

Ketahuilah, Sesungguhnya Madinah itu bagaikan pompa pandai besi yang senantiasa mengusir orang-orang yang keji (keluar kota). Sungguh Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah akan meniadakan orang-orang jahat dari dalam kota, sebagaimana pompa pandai besi akan menghilangkan karat-karat besi' (HR. Muslim: Kitab Al-Hajj no. 2451)

Suasana yang digambarkan didalam hadist diatas, Sesungguhnya sudah terjadi pada masa-masa saat ini. Ya sebagaimana kita tahu pada masa sekarang, sebagian para penduduk Madinah (dan tanah Arab secara Umum) yang fasik, sudah pasti merasa tertekan bilamana mereka terus tinggal di dalam kota Madinah. Tentunya bila mereka terus menerus tinggal di kota Madinah, maka bisa dipastikan mereka merasa tidak leluasa untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Kenapa.? Karena hukuman cambuk, atau bahkan mungkin sebuah hukuman rajam akan mereka rasakan bila mereka berzina.

Maka sebagian dari mereka yang sulit meninggalkan gaya hidup hedonis, tentunya lebih memilih untuk keluar dari kota Madinah dan merayakan kebebasannya untuk melakukan apa saja sesuai yang mereka inginkan.

Jika hari ini saja, sebagian dari mereka (para orang-orang fasik) sudah merasa terkekang dengan sebagian hukum Islam yang ditegakkan di seluruh Jazirah Arab, apalagi nanti di masa kepemimpiman Imam Al-Mahdi?

Kelak Imam Al-Mahdi akan menerapkan hukum dan syariat Islam terhadap seluruh Umat nya. Kerasnya penerapan hukum yang diterapkan oleh beliau terhadap kaum Muslimin, dengan tidak memberikam sedikitpum toleransi terhadap hukum kafir, tentunya membuat beberapa dari mereka yang terbiasa hidup mewah dan bermandikan maksiat, akan merasa tertekan bila terus menerus merasa dalam kota Madinah.

Maka disaat itu, Dajjal dan pasukannya tiba di kota Madinah. (Maksudnya hampir dekat dengan kota Madinah, bukan Memasukinya. Karena Dajjal tidak bisa masuk kedalam kota Madinah). Kemudian mereka lebih memilih untuk bergabung dengan bala tentera Dajjal dan meninggalkan kota Madinah. Wallahu A'lam

Rasulullah SAW menggambarkan hal ini dalam sabdanya: "Sesungguhnya, Islam bermula dalam keadaan asing,  dan kelak ia akan kembali asing sebagaimana mana dahulu ia bermula dalam keadaan asing. Sesungguhnya Islam akan kembali ke sarangnya di antara dua Masjid (Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah); sebagaimana seeokr ular akan kembali ke lubang sarangnya. (HR: Muslim: Kitab Al-Iman no. 209, dan diriwayatkan juga oleh Al-Bukhari: Kitab Al-Hajj no. 1743 dan Muslim: Kitab Al-Iman no.  210 dari Abu Hurairah dengan lafal 'Sesungguhnya Imam benar-benar akan bersarang di Madinah sebagaimana ular kembali ke lubang sarangnya.')

Melihat dari beberapa Hadist di atas, mengusik rasa penasaran kita sebagai Umat Muslim, sekiranya bahaya apakah yang begitu mengancam keselamatan Iman mereka pada saat itu? Imam Al-Mubarakfuri menjelaskan maknanya dengan mengatakan, "Maknanya adalah di akhir zaman kelak, disaat berbagai fitnah merajalela, orang-orang kafir dan zhalim telah menguasai negeri-negeri umat Islam. Aga Islam akan kembali ke Hijaz, sebagaimana dahulu ia juga berawal dari Hijaz. Dahulu kala orang-orang yang mengikuti Agama ini adalah orang-orang yang asing, karena masyarakat mengingkari (agama tauhid mereka) denganbenggan bergaul drngan mereka (bahkan memusuhi). Demikianlah sekiranya keadaan akhir zaman kelak."

Keadaan yang sedemikian rumit itu sudah pasti menimbulkan pertempuran nantinya, pertempuran antara pasukan yang membela Imam Al-Mahdi dengan orang-orang yang berada di bumi Hijaz. Kalau teman-teman ingin tahu, kehebatan tekhnik tempur dari pasukan Al-Mahdi telah digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai pasukan memiliki metode atau tekhnik membunuh lawan yang belum pernah ada seseorang yang memiliki tekhnik tersebut sebelumnya. Pasukan Imam Al-Mahdi ini sangatlah tangguh. Inilah pasukan elit muslim yang nantinya akan bergabung dan bertempur bersama Imam Al-Mahdi.

Harta kekayaan di dalam Ka'bah

Sahabat Tsauban juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra Khalifah.  kemudian muncullah bendera bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu cara pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu." Kemudian Nabi Muhammad SAW menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu beliau bersabda, "Maka, jika kamu melihatnya, berbaiatlah meskipun harus dengan merangkak diatas salju. (HR. Ibnu Majah: Kitab Al-Fitan Bab  Khuruj Al-Mahdi no. 4074 dan Al-Hakim no. 8564. Al-Hakim berkata, " Ini adalah Hadist Shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim." perkataan Al-Hakim ini juga disetujui oleh Adz-Dzahabi. Ibnu Katsir berkata, "ini adalah Isnad yang kuat lagi Shahih,"  (An-Nihayah fi Al-Fitan, 1/29 dengan tahqiq DR. Thana Zain.))

Teman-teman, ada sebuah cerita dari Hadist diatas, yakni dalam Hadist ini dijelaskan bahwa, dahulu kala setelah wafatnya seorang Khalifah, (beliau memiliki tiga orang anak) Tiga orang putranya akan berperang satu sama lain, untuk apa? Untuk memperebutkan sebuah harta simpanan yang menggunung, namun sayang ketiganya tidak mampu menikmati harta simpanan tersebut. Menurut Imam Ibnu Katsir, arti dari harta simpanan tersebut adalah harta kekayaan dalam Ka'bah. Dahulu kala sekiranya dalam masa atau pada zaman Jahiliah, sebagian besar bangsa Arab biasa mempersembahkan harta benda untuk Ka'bah, sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Harta benda yang semakin hari semakin banyak ini,  dikumpulkan didalam Ka'bah. Suatu ketika, disaat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, beliau pernah terfikrkan sesuatu, yang mana beliau berniat untuk mempergunakan  seluruh harta tersebut untuk kemaslahatan kaum Muslimin. Namun beliau mengurungkan niat ini.

Sekiranya apakah yang membuat beliau mengurungkan niatnya? Beliau diberitahu oleh Syaibah (Ibnu Utsman bin Thalhah Al-Abdari, petugas yang mengurus Ka'bah). Syaibah berkata bahwa Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra yang menjadi Khalifah pertama tidak pernah melakukan hal tersebut. Seandainya bila memang mempergunakan seluruh harta didalam Ka'bah untuk kemaslahatan kaum Muslimin adalah sebuah kebaikan, sudah dapat dipastikan Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra telah mendahuluinya melakukan hal tersebut.

Harta kekayaan yang terus-menerus menumpuk sejak zaman jahiliah tersebut, sudah barang tentu amat sangat besar jumlahnya. Maka dari itu, tidak heran bila ia menjadi rebutan para perindu harta.

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadist yang Shaih dari Abu Wail Syaqiq ibnu Salamah. Ia berkata,

"Saya duduk di sisi Syaibah (Ibnu Utsman bin Thalhah Al-Abdari, petugas yang mengurus Ka'bah) di sisi masjid (Ka'bah) ini. Maka Syaibah berkata "Umar bin Khatab ra pernah duduk di sisiku sebagaimana engkau kali ini duduk disisiku. Umar ra mengatakan, "saya benar-benar bertekad tidak akan meninggalkan hart yang kuning (emas) maupun harta yang putih (perak) di dalam Ka'bah, kecuali akan saya bagikan semuanya kepada kaum Muslimin." mendengar kata tersebut, Syaibah menjawab. "Engkau tidak akan bisa melakukan niatanmu itu.! Kemudian Umar bertanya, "Kenapa?" maka Syaibah menjawab, "Kedua orang Sahabatmu (Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra) tidak pernah melakukannya." mendengar jawaban dari Syaibah, Umar ra lalu berkata, "Keduanya adalah orang yang harus diikuti." (HR. Al-Bukhari: Kitab Al-Hajj Bab Kiswah Al-Ka'bah no. 1594)

Ikuti kisah selanjutnya di dalam artikel-artikel saya. . . .semoga bermanfaat ya teman-teman. . . . .

Comments